AHLAN WASAHLAN

Saturday, January 1, 2011

Permata Sahabat Cinta Nabi...!!!

TOKOH-TOKOH TASAWUF DAN POKOK-POKOK AJARANNYA
Dalam kajian ilmu tasawuf, telah lahir beberapa ulama dalam bidang Tasawuf, mereka diantaranya yang sangat terkenal ialah:
  • Syeikh Hasan Basri (wafat 110 H.)
  • Syeikhah Rabiatul Adawiyah (wafat 135 H.)
  • Syeikh Sufyan Tsuri (wafat 161 H.)
  • Syeikh Ibrahim bin Adham (wafat 161 H.)
  • Syaikh Syaqiq al-Balakhi (wafat 195 H.)
  • Syeikh Ma’ruf al-Kharkhi (wafat 200 H.)
  • Syeikh Siri Siqthi (wafat 257 H.)
  • Syeikh Dzun Nun al-Mishri (wafat 245 H.)
  • Syeikh Juneid al-Bagdadi (wafat 297 H.)
  • Syeikh Abu Yazid al-Busthami (wafat…H.)
  • Syeikh Abu Thalib al-Makki (wafat 386 H.)
  • Syeikh al-Qusyairi (wafat 465 H.)
  • Hujatul Islam Abu Hamid al-Ghazali (wafat 505 H.)
  • Syeikh Husain bin Mansur al-Hallaj (wafat 309 H.)
  • 15.Syeikh Ibnu Arabi dan masih banyak yang lainnya.
Adapun pokok-pokok ajaran dari para tokoh tersebut di atas, dalam makalah ini hanya akan di kutip dari sebagaian pendapat saja, diantaranya:
  • Sufyan as Sauri, seorang tokoh sufi dari kalangan tabi’in yang terkenal kealimannya, mendasarkan pokok ajaran tasawufnya berdasarkan zuhud dan wara’. Zuhud adalah keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Sedang Wara’ dalam konsep tasawuf artinya, selalu menjauhi hal-hal yang tidak baik (meninggalkan segala hal yang di dalamnya terdapat “Subhat” atau keragu-raguan).
  • Dzun Nun al-Mishri, adalah disamping seorang sufi, ia juga seorang ahli kimia. Dalam tasawuf ia dikenal sebagai peletak dasar ajaran tentang “makrifat”, menurutnya pengetahuan tentang Tuhan itu mempunyai tiga tingkatan, yaitu: (1) Pengetahauan awam, yaitu pengetahuan tentang Tuhan dengan perantaraan ucapan kalimat Syahadat. (2) Pengetahuan Ulama, yaitu pengetahuan tentang Tuhan dengan alat logika dan akal. (3) Pengetahuan sufi (‘arif), yaitu pengetahuan tentang Tuhan dengan hati sanubari. Pengetahuan sufi ini di sebut juga dengan “makrifat”, yaitu kemampuan hati sanubari untuk melihat Tuhan.
  • Hasan al-Basri, seorang sufi yang pernah belajar tentang ilmu kerohanian kepada sahabat Ali Bin Abi Thalib, adalah seorang yang paling masyhur dalam konsep zuhudnya. Dimana ia mendasarkan konsep zuhudnya itu dengan “Khauf” yaitu takut dengan kemurkaan Allah, dan “Raja’” yaitu senantiasa mengharapkan karunia Allah Swt. Oleh sebab itu al-Basri pernah mengatakan : Jauhilah dunia ini, karena ia sebenarnya serupa dengan ular, licin pada perasaan tangan, tetapi racunnya mematikan.
  • Rabiatul Adawiyah, seorang anak keluarga miskin yang hidup sebagai hamba sahaya, kemudian menjalani hidup zuhud, hari-harinya dihabiskan diatas tikar sajadah. Yang mendorong Rabiah Adawiyah berlaku demikian, karena mempunyai keyakinan bahwa bersatunya hamba dengan Tuhannya adalah terletak pada “Mahabbah” atau rasa cinta yang benar kepada Tuhan. Sehingga tak ada yang tersisa lagi waktu dan ruang hatinya selain rasa cinta kepada Allah Swt. Konsep Mahabbah (cinta) Rabiah Adawiyah ini tergambar dalam salah satu syairnya yang terkenal, seperti: “Tuhanku, jika ku puja Engkau karena takut pada neraka, maka bakarlah aku di dalamnya. Dan jika ku puja Engkau karena mengharapkan surga, maka jauhkanlah aku dari padanya. Tetapi jika Engkau kupuja semata-mata karena Engkau, maka janganlah sembunyikan kecantikan-Mu yang kekal itu dari diriku”.
  • Abu Yazid al-Bustami, seorang tokoh sufi filsafat yang paling berani, hal ini seperti tercermin dalam konsep ajarannya tentang “As-Sakr” (mabuk Ketuhanan), “fana” dan “Baka” (peleburan diri untuk mencapai keabadian dalam diri Ilahi) dan konsep ajarannya tentang “Ittihad” (bersatunya dengan Tuhan). Ia pernah mengucapkan kata-kata terkenal dalam dunia tasawuf seperti, : “Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tiada Tuhan kecuali Aku, maka sembahlah Aku”. Ucapan demikian biasa di sebut “Syatahat” (bentuk tunggal dari kata, Syatah) yaitu ucapan seorang sufi ketika ia dalam keadaan “Ekstase” (mabuk Ketuhanan).
  • Abu Hamid al-Ghazali (Imam al-Ghazali), seorang yang mendapatkan gelar “Hujjatul  Islam” karena keluasan ilmunya, mendasarkan pokok ajaran tasawufnya pada bentuk maqamat dan ahwal, melalui tahapan-tahapan latihan jiwa dan rohaniah tertentu, sehingga seorang akan sampai pada tingkatan “fana”,  “tauhid” , “makrifat” dan “sa’adah” (kebahagiaan abadi). Dalam konsep makrifat, al-Ghazali menjelaskan bahwa orang yang yang mempunyai makrifat tentang Tuhan, adalah “arif”, dimana mereka tidak akan mengatakan dalam ucapannya itu : “Ya Allah atau Yaa Rabb”, karena memanggil Tuhan dengan cara yang demikian berarti Tuhan itu jauh berada dibelakang tabir, pada hal seorang yang sedang duduk berhadapan dengan temannya, mereka tidaklah akan memanggil temannya itu. Dan makrifat bagi al-Ghazali juga bisa sampai kepada memandang wajah Allah Swt.
  • Husain bin Mansur al-Hallaj, seorang yang mengembangkan konsep tasawuf dengan ajaran tentang “al-Hulul”, yaitu faham yang menyebutkan bahwa Tuhan itu memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam tubuh itu di lenyapkan. Bagi al-Hallaj bahwa, didalam diri manusia itu terdapat sifat-sifat kemanusiaan (an-nasut) dan sifat-sifat Ketuhanan (al-Lahut), bila manusia telah dapat menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan dari dirinya dengan jalan fana, maka yang tinggal di dalam dirinya hanyalah sifat-sifat Ketuhanan. Ketika itulah Tuhan akan masuk di dalam diri manusia yang di sebut “al-Hulul”. Teori lain yang di kembangkan al-Hallaj ialah teori tentang “Hakikat al-Muhammadiyah” (Nur Muhammad), Dimana Nur Muhammad adalah tidak mengalami kematian, karena bersifat qadim, sebagaimana qadimnya Zat Tuhan.
  • Ibnu Arabi, seorang tokoh tasawuf filsafat yang mendasarkan konsep tasawufnya tentang  “Wahdatul Wujud”, yakni suatu teori yang memandamng bahwa wujud mutlak dan hakiki itu adalah Allah Swt. Sedangkan wujud “ka’inat” (alam) ini hanyalah wujud “majazi” (kiasan)yang bergantung pada wujud Tuhan. Dengan demikian pada dasarnya wujud yang sebenarnya adalah satu, yaitu wujud Allah Swt.Fenomena alam yang serba ganda ini hanya merupakan wadah tajali (penampakan lahir dari) Allah Swt.

No comments:

Post a Comment